Sabtu, 31 Desember 2016

PENGANTAR ILMU FARMASI

PENGANTAR ILMU FARMASI
(HUBUNGAN ANTARA ILMU FARMASI DAN ILMU DASAR)




Disusun Oleh :
Utary Dwi Hapsari
(D1A151121)





UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
2015/2016










KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah  memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Hubungan antara ilmu farmasi dan ilmu dasar”.
Makalah ini berisikan  informasi tentang Teori Hubungan matematika dengan ilmu farmasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.





Bandung, 23 Juni 2016




Penyusun











BAB I

PENDAHULUAN


 1.1 Maksud dan Tujuan

            Maksud dan Tujuan dari makalah ini adalah :
a.       Agar siswa mampu mengetahui hubungan antara antara matematika dan farmasi
b.      Agar siswa dapat memahami lebih dalam tentang antara matematika dan farmasi
c.  Agar siswa dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam bidang matematika dan farmasi

 1.2 Pokok Permasalahan

1. Apa hubungan antara matematika dan farmasi
2. Manfaat Matematika dan Kefarmasian  dalam kehidupan sehari – hari















BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Hubungan Antara Matematika dalan Dunia Farmasi


Ilmu farmasi adalah ilmu yang cenderung berhubungan dengan matematika.
Kefarmasian sendiri banyak kaitannya dengan ilmu kimia yang kebanyakan dari kimia adalah materi hitungan atau aritmatic .
Tahukah kamu bahwa ilmu kimia sering disebut sebagai “Sentral Ilmu Pengetahuan atau Pusatnya Ilmu Pengetahuan” Kenapa? karena kimia dipakai, diterapkan, dan dibutuhkan untuk mendukung ilmu pengetahuan yang lain. Betapa tidak, banyak sekali bidang-bidang ilmu yang lain terikat dengan ilmu kimia, seperti bidang kedolteran, biologi, fisika, lingkungan, forensik, astronomi, farmasi, ilmu bahan, komputer, dan sebagainya. Lalu adakah hubungannya dengan matematika? Yah sesuai kutipan diatas, matematika berarti dasarnya ilmu kimiaMengapa kebanyakan orang merasa tidak suka terhadap pelajaran matematika? Karena dalam bayangan mereka matematika itu sulit. Yah, sulit karena yang terpikir adalah teori-teori dan rumus-rumusnya yang banyak dan merepotkan. Tapi taukah bahwa pikiran itu sudah jauh ke pendalaman matematika. Kenapa? Karena matematika itu pada dasarnya hanyalah berkutat pada angka-angka yang sejak kecil telah kita kenal. Hanya saja semakin kita mengenal, angka-angka itu harus kita olah sedemikian rupa sehingga menghasilkan banyak deret-deret angka, dan deret-deret itulah yang mungkin membuat matematika seolah ‘angker dan rumit’. Padahal, justru disitulah letak daya tarik matematika, mampu mengasah kesabaran dan ketajaman logika seseorang. Dan matematika itu pulalah penikmat dunia ilmu pengetahuan.
Sadarkah kita bahwa matematika selalu dilibatkan dan dibutuhkan oleh sluruh bidang keilmuan dan segala aspek kehidupan. Mari kita buktikan betapa matematika itu mendasari kehidupan:
 1.     Seorang wanita dewasa selalu memperhitungkan siklus datang bulannya untuk melihat kondisi kesehatannya, dan  Ibu hamil menggunakan perhitungan hari untuk mengira-ngira kapan bayinya akan lahir. Jelas perhitungan itu adalah materi pokok matematika.
2.    Seorang anak berusia 2 tahun telah diajarkan bernyanyi yang didalamnya ada unsur matematika, ‘ satu…satu… aku sayang ibu…, dua…dua… juga sayang ayah…., tiga…., dst” Nah, terlihat bahwa ia mulai mengenal angka. Dimana angka-angka itu adalah nyawanya matematika.
3.    Seorang pengrajin,dsb menggunakan teori matematika dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk membuat meja kerja, rumah, peti mati, dsb dengan ukuran tertentu agar bentuknya tidak amburadul.
Dan masih banyak lagi contoh yang dapat membuktikan keterlibatan matematika sebagai unsur dasar kehidupan.
Hubungan matematika dan farmasi pun dapat diibaratkan seperti sebuah konstitusi, dimana matematika adalah pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dan farmasi adalah isi atau badan dari UUD 1945 tersebut. Sebuah badan UUD 1945 harus sesuai dan berlandaskan pada pancasila. Begitupun dengan farmasi dan matematika, ilmu dalam farmasi selalu berlandasrkan pada dasar-dasar matematika. Sebagaimanapun farmasi mempunyai cabang-cabang keilmuannya sendiri yang secara kasat mata tidak bersentuhan dengan matematika, jiwa farmasi teorinya tetap menggunakan dasar matematika, misalnya logika matematika.
Maka dari itu, terbukti bahwa ilmu matematika selalu digunakan untuk mempelajari farmasi. Hal terpenting yang tidak bisa disangkal adalah logika metamtika. Otomatis semua bidang ilmu pengetahuan ,termasuk farmasi, selalu membutuhkan logika untuk membuktikan keabsahan konsep-konsepnya.

2.2 Aplikasi Matematika dalam praktikum Farmasi

a.       Menentukan Takaran obat

b.      Menghitung Dosis Maksimal (DM)
Cara Menghitung Dosis Maksimum Obat Dalam Resep. DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-DM, tanyakan umurnya.
·         Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda)
·          Urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir (FI. Ed.III, Ekstra Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed. V, CMN dan lain-lain).
·          Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk sekali minum : jumlah dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%. Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.
·          Dosis Maksimum (DM) searah : dihitung untuk sekali dan sehari.
·         Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarkan :
 i). Rumus Young Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus : (n/n + 12) x DM (dewasa) n = umur dalam tahun
ii). Rumus Dilling Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus : (n/20) x DM n = umur dalam tahun
iii). Rumus Fried (n/150) x DM n = umur bayi dalam bulan
iv). Bila dalam berat badan
RumusClark
(Berat badan dalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa)
c.       Membuat Larutan Obat
Untuk membuat larutan, contohnya larutan NaCl, hal yang pertama kali dilakukan adalah menghitung masa zat padat yang akan dilarutkan berdasarkan konsep mol. Misal yang diketahui adalah volume yang dibutuhkan dan molaritas dari zat itu. Maka, kita butuh mengoperasikan rumus-rumus kimia dengan keahlian matematika kita. Lalu langkah selanjutnya adalah penambahan zat terlarut. Disini kita dituntut untuk mampu teliti menentukan ukuran, misal 100ml, 200ml,250ml,dsb. Nah, jelas kita mengenal angka dan satuan itu karena matematika. Selanjutnya, apabila zat itu dipanaskan, maka akan terbentuk Kristal baru yang harus kita amati bentuknya. Lagi-lagi matematika berperan karena bangun ruang dipelajari dalam metamatika. Kemudian, kita harus menghitung dan menganalisis massa sesudah pengkristalan itu. Kembali aritmatika dimainkan dan logika matematika,dengan teori silogismenya,ia berperan untuk menganalisis data yang kita dapatkan; gejala apa yang terjadi, apa sebabnya dan apa akibatnya.












BAB III

KESIMPULAN


Ilmu matematika selalu digunakan untuk mempelajari farmasi. Hal terpenting yang tidak bisa disangkal adalah logika metamtika. Otomatis semua bidang ilmu pengetahuan ,termasuk farmasi, selalu membutuhkan logika untuk membuktikan keabsahan konsep-konsepnya.
Aplikasi Matematika dalam praktikum Farmasi :
·                Menentukan Takaran obat
·                Menghitung Dosis Maksimal (DM)
·                Membuat Larutan Obat












DAFTAR PUSTAKA


https://firdaayuwinarti95.wordpress.com/2014/03/30/penerapan-aspek-farmasi
http://yudi-susanto.blogspot.com/2010/01/peran-matematika-dalam-farmasi.html
https://firdaayuwinarti95.wordpress.com/2014/05/18/31/
http://rorowashilatur.blogspot.co.id/2013/05/
http://darmawanpertanian10101994.blogspot.co.id/2014/04/manfaat-ilmu-farmasi


Asam Amino


MAKALAH KIMIA ORGANIK
‘ASAM AMINO’




 Nama Kelompok :

Sari Laras Setiani
Utary Dwi Hapsari
Wondi Dwi Saputra


UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
BANDUNG










KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Biokimia dengan judul “Asam Amino” ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari sungguh bahwa dalam penyusuan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dengan kata lain masih terdapat banya kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini kedepan.
Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah Biokimia “Asam Amino” ini berguna bagi kita semua.



Bandung,Desember 2016
Kelompok V







BAB I

 PENDAHULUAN



Dalam tubuh mahluk hidup pasti dijumpai  asam amino,asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen.     Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
·           Asam Amino Esensial
Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan.
·           Asam Amino Non-Esensial
Merupakan asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain.
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang asam amino secara lebih lengkap dan merinci.











BAB II

PEMBAHASAN



2.1   Pengertian Asam Amino

Asam amino merupakan komponen penyusun protein, setiap asam amino terdiri dari gugus karboksilat
(-COOH)  dan gugus amino serta yang membedakan asam amino satu dengan asam amino lainnya yaitu dengan adanya rantai samping (R). Srukturnya yaitu seperti yang digambarkan di bawah ini :

 

Dari gambar tersebut terlihat bahwa: Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.


2.2  Tatanama Asam Amino

Selain nama biasa asam amino, juga diberika nama kimia secara sistematik (IUPAC). Masa ini ada dua sistem tatanama yang dipakai untuk asam amino. Pertama dengan memberi nama atom karbon yang mengikat gugus karboksil dan amino sebagai alfa. Karbon yang berikatan selanjutnya (dari rantai R) dinamakan betha, gamma dan seterusnya. Sistem ini perlahan didesak oleh sistem dengan pemberian nomor pada atom atom karbon.

Tabel Nama dan struktur 20 macam asam amino penyusun protein
NO.
NAMA BIASA
NAMA SISTEMATIKA
1
Alanin
As. 2-amino propanoat
2
Valin
As. 2-amino-3-metil butanoat
3
Leusin
As. 2-amino-4-metil pentanoat
4
Isoleusin
As. 2-amino-4-metil pentanoat
5
Prolin
As.2-amino-3 fenilpropanoat
6
Fenilalanin
As. 2-amino-3 fenilpropanoat
7
Triptofan
As. 2-amino-3 (3-idolil)-propanoat
8
Metionin
As. 2-amino-4-(metal tin) butanoat
9
Glisin
As. 2 amino etanoat
10
Serin
As. 2-amino-3-hidroksil propaniat
11
Treonin
As. 2-amino-3-hidroksin propaniat
12
Sistein
As. 2-amino-3-merkapto propanoat
13
Tirosin
As. 2-amino-3-(p-hidroksil fenil) propanoat
14
Asparagin
As. 2-amino-suksinat
15
Glutamin
As. 2 amino glutaramat
16
Asam aspartat
As. 2-amino-suksinat
17
Asam glutamate
As. 2-glutarat
18
Lisin
As. 2,6-diamino-heksanoat
19
Arginin
As. 2-amino-5-guanido valerat
20
Histidin
As. 2-amino-3-imidazol propanoat
                           
Tabel nama-nama dan singkatan ke-20 asam amino

NO.

NAMA BIASA

SINGKATAN (SYMBOL)
3 huruf
1 huruf
Alanin
Ala
A
Valin
Val
V
Leusin
Leu
L
Isoleusin
Ile
I
Prolin
Pro
P
Fenilalanin
Fen
F
Triptofan
Trp
W
Metionin
Met
M
Glisin
Gli
G
Serin
Ser
S
Treonin
Tre
T
Sistein
Sis
C
Tirosin
Tiv
Y
Asparagin
Asn
N
Glutamin
Gln
G
Asam aspartat
Asp
D
Asam glutamat
Glu
E
Lisin
Lis
K
Arginin
Arg
R
Histidin
His
H




2.3   Struktur Asam Amino

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα (“C-alfa”) sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Dibawah ini merupakan Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan.

2.4         Sifat Asam Basa

Asam amino bersifat amfoter artinya dapat berperilaku sebagai asam dan mendonasikan proton pada basa kuat atau dapat juga berperilaku sebagai basa dengan menerima proton dari asam kuat. Pada pH rendah asam amino bersifat asam sedangkan pada pH tinggi asam amino bersifat basa. Perhatikan keseimbangan bentuk asam amino berikut.






Perhatikan kurva titrasi alanin pada berbagai pH berikut.


Pada kurva tersebut memperlihatkan bahwa pada pH rendah (larutan asam) asam amino berada dalam bentuk ion amonium tersubstitusi dan pada pH tinggi (larutan basa) alanin hadir sebagai ion karboksilat tersubstitusi. Pada pH pertengahan yaitu 6,02, asam amino berada sebagai ion dipolar.

Jadi secara umum, asam amino dengan satu gugus amino dan satu gugus karboksilat dan tidak ada gugus asam atau basa lain di dalam strukturnya, memiliki dua nilai pKa di sekitar 2 sampai 3 untuk proton yang lepas dari gugus karboksil dan di sekitar 9 sampai 10 untuk proton yang lepas dari ion amonium serta memiliki titik isoelektrik di antara kedua nilai pKa, yaitu sekitar pH 6.

Asam aspartat dan asam glutamat memiliki dua gugus karboksil dan satu gugus amino. Dalam asam kuat ketiga gugus tersebut berada dalam bentuk asam (terprotonasi). Jika pH dinaikkan dan larutan menjadi lebih basa. Setiap gugus berturut-turut melepaskan proton dan titik isoelektriknya berada pada pH 2,87.

2.5  Elektroforesis Asam Amino


Campuran asam amino atau protein dapat dipisahkan dengan metode elektroforesis. Asam amino bisa bermuatan positif, negatif atau netral brgantung pada kondisi pH larutan. Ketiga jenis muatan asam amino bisa berada bersama-sama bila larutan asam amino dikondisikan pada harga pH tertentu dan kita bisa mengontrolnya melalui pengetahuan harag titik isoelektrik suatu asam amino. Sebagai contoh, glisin mempunyai harga titik isoelektrik 5,97 yang berarti pada pH 5,97glisin bersifat netral. Glisin bermuatan positif pada pH larutan dibawah 5,97, sebaliknya glisin bermuatan negatif pada pH diatas 5,97.
Biasanya analisis klinis elektroforesis serum dilakukan pada media krtas selulosa asetat dengan pH buffer 8,6. Pada pH ini semua protein  serum normal bermuatan negatif dan dalam sel elektroforesis semua protein bergerak ke anoda.
Pemisahan melalui metode elektroforesis memerlukan waktu yang relatif lama dalam kisaran jam. Kecepatan pemisahan dapat ditingkatkan melalui penambahan tegangan listrik searah yang digunakan. Akan tetapi, peningkatan tegangan listrik searah dapat menyebabkan noda hasil pemisahan menjadi tidak jelas akibat kerusakan noda oleh panas yang dihasilkan tegangan listrik searah yang tinggi. Noda-noda hasil pemisahan elektroforesis tidak terlalu jelas memisah.

2.6  Reaksi Asam Amino dan Ninhidrin

Uji Ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang di uji .Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. 
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.


Uji ninhidrin digunakan oleh kepolisian untuk menunjukkan sidik jari yang tertinggal di tempat kejadian perkara. Keringat yang dikeluarkan mengandung asam amino, sehingga dapat dideteksi dengan ninhidrin. Keringat akan menempel pada suatu permukaan dengan pola yang khusus sesuai dengan sisik jari pemiliknya. Polisi akan menyemprotkan larutan ninhidrin pada benda yang disentuh pelaku sehingga akan muncul bercak berwarna keunguan yang merupakan sidik jari pelaku.

Hasil sidik jari dengan uji ninhidrin dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Sidik jari hasil uji ninhidrin




2.7  Ikatan Peptida Asam Amino

Ikatan peptida merupakan ikatan yang terjadi karena adanya penyambungan antar asam amino satu dengan asam amino lain untuk membentuk suatu rantai polimer protein. contohnya adalah sebagai berikut :

gambar 3: pembentukan ikatan peptida
Dengan terbentuknya ikatan peptida maka asam amino tersebut bisa ikatakan sebagai protein. namun karena hanya terdapat satu ikatan peptida maka protein tersebut hanya bisa disebut sebagai protein yang berstruktur primerProtein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA. Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan dalam bentuk residu asam amino.

2.8              Aplikasi Asam Amino

Asam Amino esensial yang tidak di produksi oleh tubuh, antara lain sebagai berikut:
1.    Triptofan; merupakan asam amino esensial, ini merupakan beberapa sumber di dapatkan dari karbonhidrat. Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim,pisang, susu, dan keju.
2.    Treonin: terdapat pada bahan pangan berupa susu, daging, ikan ,dan bici wijen.
3.    Metionin: bersifat esencial. Oleh sebab itu, harus di ambil dari bahan pangan. Sumber utama metionin hádala buah-buahan, daging (ayam, sapi, ikan,susu (susu murni, beberapa jenis keju), saturan (bayam, bawang putih, jagung), serta kacang-kacangan (kapri, pistacio, kacang mete, kacang merah, tahu tempe).
4.    Lisin; terdapat dalam protein kedelai,bici polong-polongan, dan ikan. Rata-rata kebutuhan lisin per hari adalah 1-1,5 g.
5.    Leusin; banyak tersedia pada makanan yang tinggi protein, seperti daging, susu, beras merah dan kacang kedelai. Pada produk-produk susu kedelai juga banyak di temui kandungan leusin.
6.    Isoleusin;
7.    Fenilalanin; merupakan asm amino esensial yang menjadi bahan baku bagi pembentukan katekolamin. Katekolamin ini di kenal sebagai peningkat kewaspadaan penting bagi tranmisi impuls saraf. Fenilalamin terdapat pada daging ayam, sapai, ikan, telur, dan kedelai.
8.    Valin; terdapat pada produk-produk peternakan seperti daging, telar, susu dan keju. Selain itu, asam amino esensial ini terdapat pada bici-bijian yang mengandung minyak seperti kacang tanah, wijen, dan gentil).
9.    Asam glutamat yang sangat penting peranannya dalam pengolahan makanan karena dapat menimbulkan rasa yang lezat. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal monosodium glutamat, di mana gugus glutamat akan bergabung dengan senyawa lain sehingga menghasilkan rasa enak.



BAB III

PENUTUP


3.1         Kesimpulan

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
            Berdasarkan sifat polar gugus R, maka asam amino terdiri dari 4 golongan yakni :
1.            Asam amino dengan  gugus R yang tidak mengutub
2.            Asam amino dengan gugus R  mengutub tidak bermuatan
3.            Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif/asam amino asam
4.            Asam amino dengan gugus R bermuatan positif/asam amino basa

3.2         Saran

Penulis mengharapkan kepada para mahasiswa farmasi khususnya, agar dapat memahami tentang “Asam Amino” agar dapat menambah wawasan pengetahuan kita sebagai calon Apoteker. Serta diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim,2000. Dasar-Dasar Biokimia, UI-PRESS, Jakarta.
Poppy Kumala, 1998. Kamus Kedokteran Dorland, ECG, Jakarta.
Robert K. Murray, et all., 2002. Biokimia Harper, ECG, Jakarta.
Tri Rini Nuringtyas, ASAM AMINO DAN PROTEIN.www.google.com, diakses 25 November 2016.