MAKALAH
KIMIA ORGANIK
‘ASAM
AMINO’
Nama Kelompok :
Sari Laras Setiani
Utary Dwi Hapsari
Wondi Dwi Saputra
UNIVERSITAS
AL-GHIFARI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
FARMASI
BANDUNG
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Biokimia dengan
judul “Asam Amino” ini tepat pada waktunya.
Kami
menyadari sungguh bahwa dalam penyusuan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan kata lain masih terdapat banya kekurangan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
penyempurnaan makalah ini kedepan.
Tak
lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir
kata semoga Makalah Biokimia “Asam Amino” ini berguna bagi kita semua.
Bandung,Desember
2016
Kelompok V
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam
tubuh mahluk hidup pasti dijumpai asam amino,asam-asam amino terdiri atas
pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein
diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam
amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui
siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan
pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam
amino.Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non
esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non
asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik
potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan
pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui
jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam
lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 2 kategori
yaitu:
·
Asam Amino Esensial
Merupakan
asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di
dalam makanan yang kita makan.
·
Asam Amino Non-Esensial
Merupakan
asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain.
Asam amino ialah asam karboksilat yang
mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein
mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH.
Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta
hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi
dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
Dalam
makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang asam amino secara lebih lengkap
dan merinci.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Asam Amino
Asam amino merupakan
komponen penyusun protein, setiap asam amino terdiri dari gugus karboksilat
(-COOH) dan gugus amino serta yang membedakan
asam amino satu dengan asam amino lainnya yaitu dengan adanya rantai samping
(R). Srukturnya yaitu seperti yang digambarkan di bawah ini :
Dari gambar tersebut
terlihat bahwa: Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa")
sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini,
senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan
berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai
samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik
jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
2.2 Tatanama
Asam Amino
Selain
nama biasa asam amino, juga diberika nama kimia secara sistematik (IUPAC). Masa
ini ada dua sistem tatanama yang dipakai untuk asam amino. Pertama dengan
memberi nama atom karbon yang mengikat gugus karboksil dan amino sebagai alfa.
Karbon yang berikatan selanjutnya (dari rantai R) dinamakan betha, gamma dan
seterusnya. Sistem ini perlahan didesak oleh sistem dengan pemberian nomor pada
atom atom karbon.
Tabel Nama dan struktur 20 macam asam amino penyusun
protein
NO.
|
NAMA
BIASA
|
NAMA
SISTEMATIKA
|
1
|
Alanin
|
As. 2-amino propanoat
|
2
|
Valin
|
As. 2-amino-3-metil butanoat
|
3
|
Leusin
|
As. 2-amino-4-metil pentanoat
|
4
|
Isoleusin
|
As. 2-amino-4-metil pentanoat
|
5
|
Prolin
|
As.2-amino-3 fenilpropanoat
|
6
|
Fenilalanin
|
As. 2-amino-3 fenilpropanoat
|
7
|
Triptofan
|
As. 2-amino-3 (3-idolil)-propanoat
|
8
|
Metionin
|
As. 2-amino-4-(metal tin) butanoat
|
9
|
Glisin
|
As. 2 amino etanoat
|
10
|
Serin
|
As. 2-amino-3-hidroksil propaniat
|
11
|
Treonin
|
As. 2-amino-3-hidroksin propaniat
|
12
|
Sistein
|
As. 2-amino-3-merkapto propanoat
|
13
|
Tirosin
|
As. 2-amino-3-(p-hidroksil fenil) propanoat
|
14
|
Asparagin
|
As. 2-amino-suksinat
|
15
|
Glutamin
|
As. 2 amino glutaramat
|
16
|
Asam aspartat
|
As. 2-amino-suksinat
|
17
|
Asam glutamate
|
As. 2-glutarat
|
18
|
Lisin
|
As. 2,6-diamino-heksanoat
|
19
|
Arginin
|
As. 2-amino-5-guanido valerat
|
20
|
Histidin
|
As. 2-amino-3-imidazol propanoat
|
Tabel nama-nama dan singkatan ke-20 asam amino
NO.
|
NAMA
BIASA
|
SINGKATAN
(SYMBOL)
|
|
3 huruf
|
1 huruf
|
||
Alanin
|
Ala
|
A
|
|
Valin
|
Val
|
V
|
|
Leusin
|
Leu
|
L
|
|
Isoleusin
|
Ile
|
I
|
|
Prolin
|
Pro
|
P
|
|
Fenilalanin
|
Fen
|
F
|
|
Triptofan
|
Trp
|
W
|
|
Metionin
|
Met
|
M
|
|
Glisin
|
Gli
|
G
|
|
Serin
|
Ser
|
S
|
|
Treonin
|
Tre
|
T
|
|
Sistein
|
Sis
|
C
|
|
Tirosin
|
Tiv
|
Y
|
|
Asparagin
|
Asn
|
N
|
|
Glutamin
|
Gln
|
G
|
|
Asam aspartat
|
Asp
|
D
|
|
Asam glutamat
|
Glu
|
E
|
|
Lisin
|
Lis
|
K
|
|
Arginin
|
Arg
|
R
|
|
Histidin
|
His
|
H
|
2.3 Struktur Asam Amino
Struktur
asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R,
dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu
asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα
(“C-alfa”) sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang
berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat
pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya
diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat
kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa
lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Dibawah ini
merupakan Struktur asam α-amino, dengan
gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan.
2.4
Sifat Asam Basa
Asam amino
bersifat amfoter artinya dapat berperilaku sebagai asam dan mendonasikan proton
pada basa kuat atau dapat juga berperilaku sebagai basa dengan menerima proton
dari asam kuat. Pada pH rendah asam amino bersifat asam sedangkan pada pH
tinggi asam amino bersifat basa. Perhatikan keseimbangan bentuk asam amino
berikut.
Perhatikan kurva titrasi alanin pada
berbagai pH berikut.
Pada kurva
tersebut memperlihatkan bahwa pada pH rendah (larutan asam) asam amino berada
dalam bentuk ion amonium tersubstitusi dan pada pH tinggi (larutan basa) alanin
hadir sebagai ion karboksilat tersubstitusi. Pada pH pertengahan yaitu 6,02,
asam amino berada sebagai ion dipolar.
Jadi secara
umum, asam amino dengan satu gugus amino dan satu gugus karboksilat dan tidak
ada gugus asam atau basa lain di dalam strukturnya, memiliki dua nilai pKa di
sekitar 2 sampai 3 untuk proton yang lepas dari gugus karboksil dan di sekitar
9 sampai 10 untuk proton yang lepas dari ion amonium serta memiliki titik
isoelektrik di antara kedua nilai pKa, yaitu sekitar pH 6.
Asam
aspartat dan asam glutamat memiliki dua gugus karboksil dan satu gugus amino.
Dalam asam kuat ketiga gugus tersebut berada dalam bentuk asam (terprotonasi).
Jika pH dinaikkan dan larutan menjadi lebih basa. Setiap gugus berturut-turut
melepaskan proton dan titik isoelektriknya berada pada pH 2,87.
2.5 Elektroforesis Asam Amino
Campuran
asam amino atau protein dapat dipisahkan dengan metode elektroforesis. Asam
amino bisa bermuatan positif, negatif atau netral brgantung pada kondisi pH
larutan. Ketiga jenis muatan asam amino bisa berada bersama-sama bila larutan
asam amino dikondisikan pada harga pH tertentu dan kita bisa mengontrolnya
melalui pengetahuan harag titik isoelektrik suatu asam amino. Sebagai contoh,
glisin mempunyai harga titik isoelektrik 5,97 yang berarti pada pH 5,97glisin
bersifat netral. Glisin bermuatan positif pada pH larutan dibawah 5,97,
sebaliknya glisin bermuatan negatif pada pH diatas 5,97.
Biasanya analisis klinis
elektroforesis serum dilakukan pada media krtas selulosa asetat dengan pH
buffer 8,6. Pada pH ini semua protein serum normal bermuatan negatif dan
dalam sel elektroforesis semua protein bergerak ke anoda.
Pemisahan
melalui metode elektroforesis memerlukan waktu yang relatif lama dalam kisaran
jam. Kecepatan pemisahan dapat ditingkatkan melalui penambahan tegangan listrik
searah yang digunakan. Akan tetapi, peningkatan tegangan listrik searah dapat
menyebabkan noda hasil pemisahan menjadi tidak jelas akibat kerusakan noda oleh
panas yang dihasilkan tegangan listrik searah yang tinggi. Noda-noda hasil
pemisahan elektroforesis tidak terlalu jelas memisah.
2.6 Reaksi
Asam Amino dan Ninhidrin
Uji Ninhidrin
atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang
di uji .Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis
asam amino. Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam
molekul asam amino.
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C
lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi
akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya
kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan
hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
dioksidasi.
Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Gambar 2.
Uji
ninhidrin digunakan oleh kepolisian untuk menunjukkan sidik jari yang tertinggal
di tempat kejadian perkara. Keringat yang dikeluarkan mengandung asam amino,
sehingga dapat dideteksi dengan ninhidrin. Keringat akan menempel pada suatu
permukaan dengan pola yang khusus sesuai dengan sisik jari pemiliknya. Polisi
akan menyemprotkan larutan ninhidrin pada benda yang disentuh pelaku sehingga
akan muncul bercak berwarna keunguan yang merupakan sidik jari pelaku.
Hasil sidik jari dengan uji
ninhidrin dapat dilihat pada Gambar 4.
|
Gambar 4.
Sidik jari hasil uji ninhidrin
|
2.7 Ikatan
Peptida Asam Amino
Ikatan peptida
merupakan ikatan yang terjadi karena adanya penyambungan antar asam amino satu
dengan asam amino lain untuk membentuk suatu rantai polimer protein. contohnya
adalah sebagai berikut :
gambar 3: pembentukan ikatan peptida
Dengan terbentuknya ikatan peptida maka
asam amino tersebut bisa ikatakan sebagai protein. namun karena hanya terdapat
satu ikatan peptida maka protein tersebut hanya bisa disebut sebagai protein
yang berstruktur primer. Protein
merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomer-monomer
ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat
gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di
sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami
terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA. Pada
polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu
asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya
akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam
reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah
melepaskan molekul air dikatakan dalam bentuk residu asam amino.
2.8
Aplikasi Asam Amino
Asam Amino esensial yang tidak di
produksi oleh tubuh, antara lain sebagai berikut:
1.
Triptofan; merupakan asam amino esensial, ini
merupakan beberapa sumber di dapatkan dari karbonhidrat. Triptofan terdapat
pada telur, daging, susu skim,pisang, susu, dan keju.
2.
Treonin: terdapat pada bahan pangan berupa
susu, daging, ikan ,dan bici wijen.
3.
Metionin: bersifat esencial. Oleh sebab itu,
harus di ambil dari bahan pangan. Sumber utama metionin hádala buah-buahan,
daging (ayam, sapi, ikan,susu (susu murni, beberapa jenis keju), saturan
(bayam, bawang putih, jagung), serta kacang-kacangan (kapri, pistacio, kacang
mete, kacang merah, tahu tempe).
4.
Lisin; terdapat dalam protein kedelai,bici
polong-polongan, dan ikan. Rata-rata kebutuhan lisin per hari adalah 1-1,5 g.
5.
Leusin; banyak tersedia pada makanan yang
tinggi protein, seperti daging, susu, beras merah dan kacang kedelai. Pada
produk-produk susu kedelai juga banyak di temui kandungan leusin.
6.
Isoleusin;
7.
Fenilalanin; merupakan asm amino esensial yang
menjadi bahan baku bagi pembentukan katekolamin. Katekolamin ini di kenal
sebagai peningkat kewaspadaan penting bagi tranmisi impuls saraf. Fenilalamin
terdapat pada daging ayam, sapai, ikan, telur, dan kedelai.
8.
Valin; terdapat pada produk-produk peternakan
seperti daging, telar, susu dan keju. Selain itu, asam amino esensial ini
terdapat pada bici-bijian yang mengandung minyak seperti kacang tanah, wijen,
dan gentil).
9. Asam glutamat
yang sangat penting peranannya dalam pengolahan makanan karena dapat
menimbulkan rasa yang lezat. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal monosodium
glutamat, di mana gugus glutamat akan bergabung dengan senyawa lain sehingga
menghasilkan rasa enak.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Asam amino
ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat
sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α
dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino
tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan
menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
Berdasarkan sifat polar gugus R, maka asam amino terdiri dari 4 golongan yakni
:
1.
Asam amino dengan gugus R yang tidak mengutub
2.
Asam amino dengan gugus R mengutub tidak
bermuatan
3.
Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif/asam amino
asam
4.
Asam amino dengan gugus R bermuatan positif/asam amino
basa
3.2
Saran
Penulis mengharapkan
kepada para mahasiswa farmasi khususnya, agar dapat memahami tentang “Asam
Amino” agar dapat menambah wawasan pengetahuan kita sebagai calon Apoteker.
Serta diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2000. Dasar-Dasar Biokimia, UI-PRESS,
Jakarta.
Poppy Kumala, 1998. Kamus Kedokteran Dorland,
ECG, Jakarta.
Robert K. Murray, et all., 2002. Biokimia Harper,
ECG, Jakarta.
SlotCity Casino | 10 Closest Casinos Near Bryson City NJ
BalasHapusGet directions, reviews and information for SlotCity Casino in 원주 출장안마 Bryson 구리 출장안마 City, New Jersey. 동해 출장안마 8 안동 출장샵 Casino Way, Bryson City NJ, 08401. 논산 출장샵 Directions.