LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS
Nama Kelompok
:
Nina Karlina
Sari Laras Setiani
Utary Dwi Hapsari
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
BANDUNG
BAB I
TUJUAN
DAN PRINSIP
1.1
Tujuan
Menentukan kerapatan
dan bobot jenis bermacam-macam zat
1.2
Prinsip
Menetapkan
massa dan bobot jenis dengan cara memasukkan sampel seperti air, etanol,
aseton, kloroform, parasetamol + air, ZnO + air, dan asam salisilat + air ke
dalam alat yang akan digunakan yaitu piknometer kemudian dihitung bobot
jenisnya.
BAB
II
DASAR
TEORI
Kerapatan
ialah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah
satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu
sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk
menentikan kemurnian suatu zat.(martin, 1993)
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan
antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 120C).
Hubungan antara massa dan volume tidak hanya
menunjukkan ukuran dan bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang
mempengaruhi sifat karakteristik "pemadatan"
("packing"characteristics). Dalam system matriks kerapatan dikur
dalam gram/mililiter (untuk cairan) atau gram/cm3.
BAB
III
ALAT
BAHAN DAN CARA KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
Alat :
1.
Piknometer
2.
Beaker glass
3.
Pipet tetes
4.
Spatel
Bahan :
1. Aquadest
2. Etanol
3. Aseton
4. Kloroform
5. Parasetamol
6. ZnO
7. Asam salisilat
3.2 Cara Kerja
A.
Penentuan volume
piknometer pada suhu percobaan
1.
Timbang piknometer
yang bersih dan kering dengan seksama
2.
Isi piknometer
dengan air hingga penuh, lalu direndam dengan air es sehingga suhunya dibawah
suhu percobaan.
3.
Piknometer ditutup,
pipa kapilernya dibiarkan terbuka dan suhu airnya dibiarkan naik sampai
mencapai suhu percobaan, lalu pipa kapiler piknometer ditutup.
4.
Biarkan suhu dalam
piknometer mencapai suhu kamar air yang menempel diusap dan ditimbang dengan
seksama.
Lihat dalam tabel, berapa kerapatan air pada suhu percobaan yang digunakan
untuk menghitung volume air = volume pikometer
Cara perhitungan :
Misalnya : bobot piknometer + air =
a+b gram
Bobot piknometer kosong = a
gram
Bobot air = b gram
Dari tabel diketahui kerapatan air pada suhu percobaan = p air
Volume piknometer = b gram
P air
= b ml = vp
ml
P air
B. Penentuan
kerapatan zat cair x (etanol, aseton dan kloroform)
1. Lakukan penimbangan
zat x dengan menggunakan piknometer yang sama seperti pada percobaan a, misal
bobot = c gram
2. Kerapatan zat cair
x = c gram = c = gram ml-1
Vp ml Vp
C. Penentuan kerapatan zat padat yang
kerapatannya lebih besar daripada air (peluru).
1. Lakukan penimbangan
zat padat yang akan ditentukan kerapatannya, mis = x gram
2 .Masukkan zat padat
tersebut kedalam piknometer yang sama lalu diisi penuh dengan air.
3 Lakukan penimbangan
dengan memperhatikan suhu percobaan sama seperti percobaan IA mis bobotnya = d
gram
4
Perhitungan :
Bobot piknometer + zat padat + cair = d gram
Bobot air = x
gram (-)
Bobot air + piknometer = (d-x) gram
Bobot air =
(d-x-a) gram
Bobot air yang ditumpahkan oleh adanya zat padat =
(b-(d-x-a) gram atau (b-d+x+a)
Volume air yang ditumpahkan = volume zat padat = (b-d+x+a)
P
air gram ml -1
gram = (b-d+x+
a) ml
p
air
Kerapatan zat
padat = x gram
(b-d+x+a)/p air ml
= x p
air gram ml-1
(b-d+x+a)
D. Penentuan kadar zat padat
yang kerapatanya lebih kecil daripada air
1. Lakukan seperti
cara (c) dengan mengkaitkan zat tersebut dengan suatu pemberat yang kerapatanya
dan massanya sudah diketahui
2 .Coba terangkan cara
perhitungannya
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
1. Bobot
Piknometer kosong = 11,6 gram
2. Bobot
Piknometer + air = 21,8 gram
3. Bobot Piknometer + etanol = 20,2 gram
4. Bobot Piknometer + aseton = 19,3 gram
3. Bobot Piknometer + etanol = 20,2 gram
4. Bobot Piknometer + aseton = 19,3 gram
5. Bobot
Piknometer + kloroform = 24,6 gram
6. Bobot
zat padat ( peluru) = 1 gram
7. Bobot
Piknometer + paracetamol +air = 21,9 gram
8. Bobot
Piknometer + ZnO + air =
22,69 gram
9. Bobot
Piknometer + as. Salisilat + air = 20,57 gram
10. Lihat
dalam tabel
a. Kerapatan
air pada suhu percobaan = 1,02 gram/ml
b. Kerapatan
air pada suhu 40oc =
- gram/ml
c. Bobot
jenis etanol pada suhu percobaan = 0,86 gram/ml
d. Bobot
jenis aseton pada suhu percobaan = 0,77 gram/ml
e. Bobot
jenis kloroform pada suhu percobaan = 1,3 gram/ml
a. Kerapatan
air pada suhu percobaan = 1,02 gram/ml
b. Kerapatan
air pada suhu 40oc =
- gram/ml
c. Bobot
jenis etanol pada suhu percobaan = 0,86 gram/ml
d. Bobot
jenis aseton pada suhu percobaan = 0,77 gram/ml
e. Bobot
jenis kloroform pada suhu percobaan = 1,3 gram/ml
1
Zat
|
Harga eksperimental
|
Harga resmi
|
Air
|
1,02
gr/ml
|
1
gr/ml
|
Etanol
|
0,86
gr/ml
|
0,78
gr/ml
|
Aseton
|
0,77
gr/ml
|
0,79
gr/ml
|
Kloroform
|
1,3
gr/ml
|
1,49
gr/ml
|
Pct
+ air
|
1,03
gr/ml
|
1,26
gr/ml
|
ZnO
+ air
|
1,0832
gr/ml
|
5,61
gr/ml
|
Asam
salisilat + air
|
0,905
gr/ml
|
1,44
gr/ml
|
4.2 Pembahasan
Pratikum kali membahas mengenai
kerapatan dan bobot jenis suatu zat. Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan
bobot zat terhadap air volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang sama
(biasanya pada suhu 25°C). Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat
pada temperatur tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bobot jenis membandingkan massa jenis zat dengan massa jenis
air,sedangkan kerapatan membandingkan massa zat dengan volume zat tersebut. Hal
ini merupakan perbedaan dari bobot jenis dan kerapatan zat. Air digunakan
sebagai standar untuk penentuan kerapatan dan bobot jenis zat cair dan zat
padat. Berdasarkan rumus yang ada, bobot jenis dan kerapatan mempunyai nilai
yang hampir sama, hanya berbeda pada adanya satuan atau tidak.
Bahan yang digunakan dalam
praktikum yaitu air, etanol, aseton, kloroform, parasetamol, asam salisilat,
dan ZnO. Kerapatan dan bobot jenis suatu zat atau cairan dalam bidang farmasi
digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan
senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa
obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula untuk mengetahui tingkat
kelarutan/daya larut suatu zat, dan juga dapat mempermudah dalam pembuatan
formulasi obat karena dengan mengetahui bobot jenis suatu zat dapat digunakan
untuk mengetahui apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lain.
Alat yang digunakan dalam pengujian
ini adalah dengan piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis.
Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas
antara 10ml-50ml. Piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest terlebih
dahulu untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, kemudian dibilas dengan
alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan
dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian
meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat
mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga
mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas
memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan
bersifat antiseptikum, jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan
baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri.
Piknometer kemudian dikeringkan,
hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot
sesungguhnya. Pengeringan piknometer tidak boleh dikeringkan dengan menggunakan
pemanasan, karena piknometer dapat
memuai dan nantinya dapat mempengaruhi pada saat penimbangan piknometer
dan akan berpengaruh pula pada data percobaan dan hasil perhitungan bobot
jenis. Piknometer ditimbang kemudian, pada timbangan analitik dalam keadaan
kosong, setelah ditimbang dalam keadaan kosong, piknometer lalu diisikan dengan
sampel mulai dengan aquadest, sebagai pembanding kemudian nantinya dengan
sampel yang lain. Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue,
agar tidak ada bahan-bahan lain yang menempel pada piknometer yang dapat
mengganggu perhitungan.
Penggunaan piknometer untuk
menentukan bobot jenis memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah dalam
pengerjaan, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, karena kita harus
menurunkan dan menaikkan suhu percobaan sesuai dengan prosedur agar dapat
memperoleh hasil yang tepat. Percobaan dilakukan pada suhu percobaan adalah 25°C. Berdasarkan prosedur percobaan
yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV, suhu percobaan harus
diturunkan sampai 20°C, kemudian dinaikkan lagi sampai 25°C dan 27°C, tetapi
pada percobaan ini, suhu hanya diturunkan sampai 23°C, karena jika diturunkan
samapi suhu 20°C sesuai yang tertera di FI IV, waktu untuk menaikkan suhu ke
suhu percobaan akan lebih lama.
Pengujian pada praktikum
menghasilkan data bobot jenis aseton lebih kecil daripada etanol 70%. Hal ini
sesuai dengan literature yang menyebutkan bobot jenis etanol 70% adalah
0,812-0,816, sedangkan pada aseton 0,789.
BAB V
KESIMPULAN
Setelah
melakukan percobaan ini didapatkan hasil :
- Bobot piknometer adalah 11,6 gram
- Kerapatan dan berat jenis zat cair
·
Etanol 70%
ρ Alkohol 70% = 0,86 gram/mL
BJ = 0,9034
·
Aseton
ρ Aseton = 0,77 gram/mL
BJ = 0, 7905
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995.Farmakope Indonesia edisiIV. Departemen
Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika. Indonesia University
Press : Jakarta
Lachman, L., dkk., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri II, Edisi III, diterjemahkan oleh Siti suyatmi, UI Press, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar